Resume Jurnal Sistem Informasi - Jurnal 4: BPR for Supply Chain
Judul jurnal: Reengineering the Romanian Timber Supply Chain from a Process Management Perspective
Pendahuluan
Menurut Hammer & Champy (1993), BPR didefinisikan
sebagai pemikiran ulang mendasar dan desain ulang proses bisnis untuk mencapai
peningkatan dramatis dalam ukuran kritis, ukuran kinerja kontemporer, seperti
biaya, kualitas, layanan dan kecepatan. McKay & Radnor (1998) mengatakan
bahwa proses yang dioptimalkan biasanya dicapai dengan menghilangkan tugas
ganda atau informasi berulang dan dengan mendefinisikan kembali peran dan
tanggung jawab. Menurut Ashayeri & Keij (1998), BPR menghilangkan aktivitas
non-nilai tambah dari proses, meningkatkan kemampuan respons waktu siklus dan
menurunkan biaya proses.
Rauch (2005) memperkenalkan konsep BPR kepada kerjasama pemilik hutan di Austria dan menemukan bukti potensi tinggi dalam mengoptimalkan proses dalam rantai
pasokan kayu. Pertukaran data pengukuran kayu dari pabrik dengan koperasi
pemilik hutan (FOCs) akan menghemat uang dan waktu. Data digital dikirim dalam
format analog dan kemudian didigitalkan ulang untuk menjembatani persyaratan
format data yang berbeda.
Pada studi sebelumnya, analisis rantai pasokan biomassa
hutan di Finlandia dan Jerman menggunakan metodologi pemetaan proses bisnis
yang mengidentifikasi proses bisnis, hasilnya jumlah proses sangat bervariasi
antara rantai pasokan Finlandia dan Jerman. Produksi bibit jati di Indonesia
dianalisis menggunakan metode BPR untuk meningkatkan sistem produksi dengan
mengurangi beberapa langkah rekayasa ulang. Penentuan opsi mobilisasi kayu
untuk hutan swasta di Serbia dan Slovenia juga telah dianalisis pada studi
sebelumnya menggunakan model organisasi pemilik hutan dan swasta dengan menganalisis
proses bisnis dari proses seperti penjualan kayu, pemanenan, transportasi dan
faktur.
Di Rumania, rantai nilai kayu berbeda dari negara Eropa Barat karena opsi silvikultur yang digunakan, prosedur penjualan kayu, kondisi pasar, tingkat teknologi yang digunakan, dan pengaturan organisasi pemangku kepentingan. Maka dari itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi potensi proses optimasi dan proses desain ulang.
Bahan dan Metode
Hutan di Rumania seluas 6,5 juta hektar dimana 27% dari
wilayah negara Rumania terdiri dari 326 hutan pemerintah dan 140 hutan swasta.
Penebangan kayu hanya mewakili 46% dari total pertumbuhan stok yang tumbuh
karena aksesibilitas hutan yang rendah dan kerapatan rata-rata jalan hanya 6,5
m/ha.
Hutan di Rumaia, baik milik negara maupun swasta,
dikendalikan oleh penjaga hutan yang dibagi menjadi sembilan cabang daerah yang
mengendalikan aktivitas kehutanan dari aktor pada rantai pasok. Organisasi public
yang secara eksklusif dibiayai oleh pemerintah Rumania melalui kementrian
Rumania. Metode penebangan di hutan Rumania bergantung pada teknologi
penebangan, infrastruktur yang tersedia, dan kinerja penebangan.
Penebangan kayu menggunakan gergaji manual dan winch skidders dengan cara kayu diikat
di pinggir jalan dan kemudian diangkut oleh truk ke gudang perantara. Pada
tahun 2016, sebanyak 4700 perusahaan diotorisasi untuk memanen kayu dan
melakukan segala aktivitasnya.
Pengontrolan dan penghindaran penebangan liar di Rumania
dilakukan dengan menerapkan adanya telepon darurat (112) untuk pelaporan
seluruh hal mencurigakan yang terbuka untuk umum selama 24 jam sehari dan tujuh
hari seminggu. Sistem informasi terintegrasi juga diterapkan untuk melacak
bahan kayu (SUMAL) dimana orang yang berhak dapat mengakses dari SUMAL melalui
telepon pintar atau tablet.
Manajemen proses juga diterapkan dalam penelitian ini. 3 tahapan proyek BPR yang dilakukan yaitu:
- Mengidentifikasi proses yang ingin di rekayasa ulang
- Memodelkan dan memetakan proses
- Mengembangkan dan memperbaiki proses
Proses pada rantai pasokan kayu di Rumania dimulai dari
pemanenan atau pemenuhan kayu untuk pelanggan dan akhirnya akan diterima oleh
penerima dan ditandai dengan resep pembayaran. Untuk mendapatkan pengetahuan
tentang proses dilakukan analisis proses untuk mengetahui urutan proses, proses dan tatap muka aktual, dan merupakan dasar yang penting untuk merekayasa proses.
Urutan aktivitas
yang berhubungan dan lengkap disebut sebagai proses bisnis, sedangkan proses
organisasi adalah suatu proses serangkaian aktivitas terstruktur yang dirancang
untuk menghasilkan output tertentu untuk pelanggan atau pasar tertentu.
Penelitian ini menggunakan toolkit manajemen
bisnis yang disebut ADANIS.
Hasil
Berikut merupakan
peta gambaran proses rantai pasok kayu dari hutan Rumania hingga ke pabrik.
Dari peta proses tersebut, proses yang dilakukan yaitu
perencanaan pengelolaan hutan baru setiap 10 tahun, persiapan lahan untuk
lelang, lelang panen berupa data deskriptif lot yang akan dijual online, proses pemanenan, pengangkutan
kayu dengan truk, dan yang terakhir penerimaan di pabrik.
Model Proses Bisnis Rantai Pasok Kayu Romania mencerminkan proses aktual dari rantai pasok secara
detail termasuk aktor yang terlibat
dari hutan hingga pabrik.
Analisis proses dalam proses intra organisasi dilakukan
dalam penelitian ini.
Proses internal organisasi memiliki tingkat birokrasi yang
tinggi, tingkat pengendalian internal yang beragam, dan kekurangan sistem
digital untuk mendukung alur kerja. Kekurangan pada proses internal organisasi
ini yaitu pertukaran informasi pada proses bisnis masih dilakukan secara analog
atau berbasis kertas yang menyebabkan akan memakan banyak waktu dan tidak
mendukung pemeriksaan otomatis.
Desain ulang proses bisnis yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan mengimplementasikan platform digital. Sistem ini diterapkan pada:
- Unit Organisasi distrik hutan Pemerintah dan Swasta, termasuk evaluasi, input data, tipe administrasi hutan, dan penjadwalan
- Institusi Pengendali. Setelah mendapatkan pemberitahuan, aktor akan memeriksa dan memverifikasi dokumen penebangan, jika lulus maka akan diserahkan kepada direktur.
- Eksternal: Pembeli dan Publik
Diskusi dan Kesimpulan
Pemetaan proses bisnis aktual dapat mengidentifikasi
kelemahan utama dan mengatur tahapan. Tujuan dari BPR adalah menghilangkan
proses yang tidak efisien. Platform berbasis web akan meningkatkan alur kerja
kolaboratif dan koreksi otomatis kesalahan ketik dan kesalahan logika akan
mengurangi waktu tunggu. Proses yang didesain ulang akan mengurangi waktu yang
dibutuhkan untuk menyediakan lokasi pemanenan kepada pelanggan melalui lelang
karena distribusi di lapangan dan pertukaran dokumen analog antara tingkat
hierarki akan sepenuhnya dihilangkan. Pengenalan platform membutuhkan investasi
dalam teknologi dan pelatihan.
Comments
Post a Comment